Kamis, 16 Mei 2013

Philosofi Aktifitas Memancing

Hampir semua orang pernah melakukan yang namanya memancing. Minimalnya tahu apa itu memancing, yaitu kegiatan mengambil atau mendapatkan ikan menggunakan alat pancing. Selain memancing, ada beberapa teknik mengambil ikan dengan cara, menjala, menombak, menyetrum bahkan mengebom. Tapi saya tidak akan membahas itu semua. 

Alat pancing itu terdiri dari joran atau gagang pancing, lalu tali senar, pelampung dan kail. Yang tidak kalah penting adalah umpannya. Joran pancing bermacam-macam, ada yg dari kayu, besi dan bahan lainnya. Dan umpanpun ada dari pelet, nasi, ikan kecil, udang dll, juga ada umpan buatan menyerupai ikan atau udang dan biasanya di gunakan untuk memancing di laut dengan sasaran ikan ikan besar. 

Teknik memancingpun bermacam-macam, ada yng tradisional, ada yg modern dengan teknik yg tidak tahu namanya tapi kita bisa lihat ditelevisi ttg teknik memancing. 

Memancing kalau kita perhatikan berkaitan erat sama dengan proses berdoa sampai terkabulnya doa. Ketika berdoa memohon sesuatu dapat diibaratkan kita niat pergi memancing. Bagaimana supaya doa itu mewujud, maka harus berusaha. Ini bisa di kaitkan dengan kita menyiapkan alat alat pancing seperti joran, kail, dan senar. 

Ketika kita sudah ditempat pemancingan atau disungai bahkan di laut, bisa kita ibaratkan kita sedang ditempat kerja atau melakoni apapun profesi kita. 

Lalu apa hubungannya umpan dalam memancing dengan proses terkabulnya doa dan usaha kita ? Umpan itu ibarat sedekah atau berbagi dalam keseharian. Sedekah atau berbagi ini beragam jenisnya, ada sedekah uang, tenaga, ilmu, kebaikan, prasangka baik bahkan senyum. Setiap aktifitas keseharian niatkan untuk berbagi. Ini jelas akan sama dengan jenis umpan mancing bukan ? Ada pelet, nasi, ikan, udang dll. 

Setelah kita doa dan usaha sebaiknya kita lepaskan dan pasrahkan hasilnya kepada Tuhan. Ini diajarkan juga oleh proses memancing. Ketika kail sudah di pasang umpan maka lemparkanlah. Bagaimana mungkin kail umpannya di makan ikan jika kita tidak melepaskan dengan melempar umpan tersebut ? 

Ketika sudah melempar umpan kemudian kita menunggu umpan kita disambar ikan, ada yang cepat ada yang lambat. Ini berkaitan erat bahwa kesabaran dalam proses terkabulnya doa dan usaha kita terletak disini. Ketenangan, kesabaran dan keikhlasan menentukan hasil. Semakin kita melekat, maka semakin lama terasa mendapatkannya. 

Ketika kail umpan kita dimakan ikanpun ada bebrapa hal yang terjadi, ada yng dengan gerak cepat menariknya ada yg menarik sebentar lalu melepaskan lagi, baru ditarik. Untuk ikan yang kecil kita bisa langsung tarik dan dapat. Namun untuk ikan besar kita perlu tarik ulur untuk mendapatkan yg besar. Intinya semuanya membiarkan ditarik dan kita mengulur lalu ditarik. Inilah kepasran dan keikhlasan. Kepasrahan yg total kepadanya menarik lebih besar terwujudnya doa. 

Jadi benarlah, ketika kita mengikuti proses yang seharusnya tanpa memaksa dan ngotot lebih baik dalam hasilnya. Kepasrahan dan melepaskan adalah kunci dari lebih baiknya perwujudan doa. 

Melepas dalam hukum keseimbangan adalah menjadi penyebab bertambahnya volume kosong diruangan yg berlawanan. Sehingga ketika proses menarik ibarat mengisi kembali ruangan kosong akaibat dari melepaskan, hingga seimbang lagi. 





Salam memancing di kolam kehidupan. 




#eling.siang.note.yg tertunda.sejak.kemarin.ttg.mancing.

1 komentar:

Tinggalkanlah jejak anda saat anda sudah membaca artikel di blog ini, dengan berkomentar yg santun, sesuai dengan isi dari artikelnya.

Berkomentarlah menggunakan Name/URL atau akun Google anda, komentar yg menggunakan "Anonymous" akan saya hapus.

Maaf, untuk artikel spam/iklan/cuma membuang link hidup saja, maka komentar anda pasti akan saya hapus.

Terimakasih untuk kunjungan Anda di blog ini. :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...