Bismillah..
Ide menulis catatan ini sebenarnya ketika sholat jumat tadi, sewaktu kotak amal lewat dan saya memasukkan uang cuma 5rb doang dengan perasaan yang sangat uenaaak buanget, gak tahu kalau yang dimasukkan 50rb apalagi 100rb mungkin abooot benar/ berat. Heehehee
Ini bukan masalah besar kecilnya uang tapi rasa apa yang kita rasakan saat bersedekah saat itu. Itu alasan pertama. Yang kedua alasan menulis catatan ini, karena otomatis saya teringat status mas Arif Rh dahuluuuu yang menginspirasi, yaitu rasa ketika membeli.
Motif sedekah itu bermacam macam, bisa sebagai bentuk Hadiah, membantu meringankan beban sesama, kasihan, bahkan ada yang menghitung hitung balasan pahala dan balasan materi yang di sedekahkan.
Sedekah yang bervibrasi powerfull menurut saya adalah sedekah yang bermotif sebagai wujud rasa syukur atas karunia Nya. Karena ketika bersedekah karena bersyukur, otomatis yang mengikuti adalah rasa ikhlas. Maka ketika ada ayat yang menyatakan barang siap bersyukur atas nikmatKu, maka akan kutambah nikmatKu atasMu, firmanNya, ini sangat relevan. Bahkan tidak ada orang yang sedekah kemudian menjadi jatuh miskin.
Kembali kita membahas tentang vibrasinya sedekah yang menentukan kwalitas dari sedkah tersebut yang berhubungan dengan hukum semesta. Hukum semesta itu memberi ya menerima. Hukum semesta juga berlaku, rasa kelimpahan menarik kelimpahan, rasa kekurangan menarik kekurangan.
Jadi ketika kita bersedekah (saya kasih tanda kurung ini, saya kesampingkan dulu besar kecilnya) yang ditangkap oleh hukum semesta itu bukan besar kecilnya sedekah, tapi rasa hati ketika kita bersedekah tersebut. Jika ketika kita mengeluarkan harta/uang kita buat sedekah dan kita tidak merasa harta/uang kita berkurang, maka semesta menangkap vibrasi kelimpahan pada orang tersebut. Namun jika ketika bersedekah kita merasa uang kita berkurang, walaupun kitaberharap dengan sedekah akan dibalas berlipat ganda, namun hukum semesta menangkapnya kekurangan. Maka walaupun kita sedekah kita tetap kekurangan karena vibrasinya kekuranga.
Hukum semesta tidak bisa di tipu. Hukum tersebut bekerja sesuai vibrasi yang dipancarkannya.
Ini juga menarik, setiap kita tidak akan pernah lepas dari aktifitas membeli. Dan ketika diamati ketika membeli, apapun yang dibeli, aktifitas itu dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan tidak membawa pengaruh bagi si pembeli, seolah olah terlepas dari hukum tarik menarik.
Ini persis ada hubungannya dengan vibrasi sedekah tadi. Ada hubungannya denga aktifitas sedekah dan vibrasi yang berlaku disemesta. Ini sering luput dari kesadaran kita.
Membeli itu akatifitas rutin, contoh tergampang kita makan tiap hari, kita mesti beli beras , lauk pauk dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Baik saya ambil contoh yang diambil dari status Mas Arif Rh. Kita ambil aktifitas makan yang diwarung, mau tidak mau kita harus makan tiap harinya. Ini pproses membeli. Dimana hubungan vibrasi membelinya ? Sudah kita bahas diatas, hukum semesta bekerja, kelimpahan narik kelimpahan, kekurangan narik kekurangan. Jadi ketika kita membeli makanan yang perlu kita perhatikan adalah rasa kita ketika membayar makanan tersebut.
Jika pada saat kita mengeluarkan uang uantuk membayar makanan tersebut merasa berkurang, ini bahaya ! Maka tidak aneh jika uang kita benar benar berkurang. Apalagi aktifitas pembelian kita sangat banyak tidak hanya makan. Jadi apa yang harus kita rubah ?
Ini akan menarik jika aktifitas membeli bisa kita jadikan sebagai aktifitas kelimpahan dunia akhirat. Kok bisa begitu ? Ini hanya perlu kita rubah niat dan rasanya saja.
Jadi ketika kita membeli sesuatu, niatkan dalam hati ketika kita membayar atau sebelumnya bahwa saya niat sedekah berbagi keuntungan dengan penjual dari aktifitas pembelian tersebut, lalu diikuti dengan tidak merasa uang berkurang.
Pada saat kita meniatkan sedekah berbagi keuntungan kita dicatat dengan pahala sedekah. Maka kelimpahan dunia akhirat terpenuhi. Lalu ketika kita tidak merasa berkurang ketika membayar, maka hukum LoA bekerja dan memberi kelimpahan selalu punya uang. Asik bukan ? Kita bisa sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Membeli untuk kepentingan kita tapi bernilai ibadah sekaligus makin melimpah.
Jadi intinya, baik sedekah ataupun membeli yang perlu kita perhatikan adalah apakah rasa kita berkelimpahan atau kekurangan.
Itu saja yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika ada kekurangan, billahi taifiq wal hidayah, wassalamulaikum wr wb. (Hahhahaaa mode.on ceramah.com)
.
.
#eling.siang.edisi.note.vibrasi.sedekah.dan.membeli
Ide menulis catatan ini sebenarnya ketika sholat jumat tadi, sewaktu kotak amal lewat dan saya memasukkan uang cuma 5rb doang dengan perasaan yang sangat uenaaak buanget, gak tahu kalau yang dimasukkan 50rb apalagi 100rb mungkin abooot benar/ berat. Heehehee
Ini bukan masalah besar kecilnya uang tapi rasa apa yang kita rasakan saat bersedekah saat itu. Itu alasan pertama. Yang kedua alasan menulis catatan ini, karena otomatis saya teringat status mas Arif Rh dahuluuuu yang menginspirasi, yaitu rasa ketika membeli.
Motif sedekah itu bermacam macam, bisa sebagai bentuk Hadiah, membantu meringankan beban sesama, kasihan, bahkan ada yang menghitung hitung balasan pahala dan balasan materi yang di sedekahkan.
Sedekah yang bervibrasi powerfull menurut saya adalah sedekah yang bermotif sebagai wujud rasa syukur atas karunia Nya. Karena ketika bersedekah karena bersyukur, otomatis yang mengikuti adalah rasa ikhlas. Maka ketika ada ayat yang menyatakan barang siap bersyukur atas nikmatKu, maka akan kutambah nikmatKu atasMu, firmanNya, ini sangat relevan. Bahkan tidak ada orang yang sedekah kemudian menjadi jatuh miskin.
Kembali kita membahas tentang vibrasinya sedekah yang menentukan kwalitas dari sedkah tersebut yang berhubungan dengan hukum semesta. Hukum semesta itu memberi ya menerima. Hukum semesta juga berlaku, rasa kelimpahan menarik kelimpahan, rasa kekurangan menarik kekurangan.
Jadi ketika kita bersedekah (saya kasih tanda kurung ini, saya kesampingkan dulu besar kecilnya) yang ditangkap oleh hukum semesta itu bukan besar kecilnya sedekah, tapi rasa hati ketika kita bersedekah tersebut. Jika ketika kita mengeluarkan harta/uang kita buat sedekah dan kita tidak merasa harta/uang kita berkurang, maka semesta menangkap vibrasi kelimpahan pada orang tersebut. Namun jika ketika bersedekah kita merasa uang kita berkurang, walaupun kitaberharap dengan sedekah akan dibalas berlipat ganda, namun hukum semesta menangkapnya kekurangan. Maka walaupun kita sedekah kita tetap kekurangan karena vibrasinya kekuranga.
Hukum semesta tidak bisa di tipu. Hukum tersebut bekerja sesuai vibrasi yang dipancarkannya.
Ini juga menarik, setiap kita tidak akan pernah lepas dari aktifitas membeli. Dan ketika diamati ketika membeli, apapun yang dibeli, aktifitas itu dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan tidak membawa pengaruh bagi si pembeli, seolah olah terlepas dari hukum tarik menarik.
Ini persis ada hubungannya dengan vibrasi sedekah tadi. Ada hubungannya denga aktifitas sedekah dan vibrasi yang berlaku disemesta. Ini sering luput dari kesadaran kita.
Membeli itu akatifitas rutin, contoh tergampang kita makan tiap hari, kita mesti beli beras , lauk pauk dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Baik saya ambil contoh yang diambil dari status Mas Arif Rh. Kita ambil aktifitas makan yang diwarung, mau tidak mau kita harus makan tiap harinya. Ini pproses membeli. Dimana hubungan vibrasi membelinya ? Sudah kita bahas diatas, hukum semesta bekerja, kelimpahan narik kelimpahan, kekurangan narik kekurangan. Jadi ketika kita membeli makanan yang perlu kita perhatikan adalah rasa kita ketika membayar makanan tersebut.
Jika pada saat kita mengeluarkan uang uantuk membayar makanan tersebut merasa berkurang, ini bahaya ! Maka tidak aneh jika uang kita benar benar berkurang. Apalagi aktifitas pembelian kita sangat banyak tidak hanya makan. Jadi apa yang harus kita rubah ?
Ini akan menarik jika aktifitas membeli bisa kita jadikan sebagai aktifitas kelimpahan dunia akhirat. Kok bisa begitu ? Ini hanya perlu kita rubah niat dan rasanya saja.
Jadi ketika kita membeli sesuatu, niatkan dalam hati ketika kita membayar atau sebelumnya bahwa saya niat sedekah berbagi keuntungan dengan penjual dari aktifitas pembelian tersebut, lalu diikuti dengan tidak merasa uang berkurang.
Pada saat kita meniatkan sedekah berbagi keuntungan kita dicatat dengan pahala sedekah. Maka kelimpahan dunia akhirat terpenuhi. Lalu ketika kita tidak merasa berkurang ketika membayar, maka hukum LoA bekerja dan memberi kelimpahan selalu punya uang. Asik bukan ? Kita bisa sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Membeli untuk kepentingan kita tapi bernilai ibadah sekaligus makin melimpah.
Jadi intinya, baik sedekah ataupun membeli yang perlu kita perhatikan adalah apakah rasa kita berkelimpahan atau kekurangan.
Itu saja yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika ada kekurangan, billahi taifiq wal hidayah, wassalamulaikum wr wb. (Hahhahaaa mode.on ceramah.com)
.
.
#eling.siang.edisi.note.vibrasi.sedekah.dan.membeli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkanlah jejak anda saat anda sudah membaca artikel di blog ini, dengan berkomentar yg santun, sesuai dengan isi dari artikelnya.
Berkomentarlah menggunakan Name/URL atau akun Google anda, komentar yg menggunakan "Anonymous" akan saya hapus.
Maaf, untuk artikel spam/iklan/cuma membuang link hidup saja, maka komentar anda pasti akan saya hapus.
Terimakasih untuk kunjungan Anda di blog ini. :-)