Semalam, sebelum tidur... Saya mencoba menemui diriku yang lain yang
sudah menjadi Saeful manusia paling kaya nomer 1 di Indonesia dengan
Quantum Jumping. Saya katakan, Ajari saya menjadi sukses seperti anda
lewat mimpi dan peristiwa apapun dikehidupan keseharian saya.
Pagi ini saya berangkat kerja setelah dua hari dirumah karena terjebak banjir. Dengan si biru dan berjas hujan kutembus rintik hujan dan melaju tidak terlalu kencang. Kulewati jalan yang biasa rutin dilewati.
Pas ketika sampai di permata ku lihat jalanan yang biasa kulewati (jalan Kali Abang) masih tergenang air dan banyak motor yang mogok. Ditempat itu memang walau hujan sedikit saja pasti banjir karena jalannya legok dan pas pertigaan kali kecil dengan jalan. Lokasi banjir itu sejauh 100 meter dengan kedalaman 35 cm. Saya selalu bisa melewatinya setiap melalui lokasi itu.
Tapi kali ini saya teringat cerita semalam, katanya ada pintas masuk gang disebelah kanan sebelum lokasi banjir yang tembusnya ke jalan Paku. Walau belum paham kuikuti saja jalanan di gang itu mengikuti pengendara motor yang ada, belok kiri, lurus, belok kiri lagi lurus dan tiba di jalan utama. Saya berhenti untuk menandai gang apa ini, ternyata gang mesjid namanya.
Pikiran saya saat itu hanya ada bahwa tembusnya gang ini adalah jalan Paku, maka otomatis saya harus mengambil belok kiri untuk kemudian menuju jalan Kali Abang lagi. Saat itu yang saya yakini jalan utama itu adalah jalan Paku maka ketika yang lain belok kekanan, maka saya belok kekiri.
Apa yang terjadi sahabat, ternyata setelah belok kiri saya di hadapkan dengan lokasi banjir juga, maka secara terpaksa otak ini memerintahkan untuk menerobos lokasi banjir itu yng panjangnya 100 meter juga. Saya lewati dengan bergumam,'' saya gak bakal lewat jalan ini lagi tapi mengikuti jalan yg seperti biasa karena banjir juga.''
Saya lewati tuh air banjir dan di ujung banjir tiba tiba saya sadar dan mengenali daerah itu. Waaaahh saya tengok kanan kiri ternyata ini jalan Kali abang juga. Saya tengok kiri sambil terkaget melihat gang tadi yang saya masuki. Waahh ini saya cuma muter2 saja. Akhirnya saya putar balik kutembus lagi lokasi banjir tadi dengan sambil ketawa ngakak sendiri sejurus setelah saya kecewa. Asli saya ngakak melewati ini semua.
Ternyat bermaksud menghindar lokasi banjir, malah melewatinya dua kali bolak balik. Saya memikirkan hal itu sepanjang perjalanan sambil senyum2 sendiri. Kok bisa saya tidak bisa mengenali daerah itu ketika saya memutuskan utuk belok kiri. Otak bekerja dengan sempurna mengunci persepsi yang saya tanam bahwa gang itu keluarnya di jalan Paku dan belok kiri. Ketika saya melihat sebelah kanan ada gerbang keprumahan Pesona Anggrek otak menganalisa sebagai patokan nanti jika pulang melewati gang tersebut. Padahal tiap hari saya lewati jalan itu. Sempurna..! Hahhaaa
*****
Tetapi dari peristiwa itu saya bisa mengambil satu pelajaran, dan ini ada hubungannya dengan ritual quantum jumping semalam. QJ ini sedang bekerja dengan pelajaran kehidupan di hari pertamanya. Dimana itu ? Atau peristiwa yang mananya ?
Jalan Kali Abang yang saya lalu dari rumah sampai kantor adalah CARA saya menjalani hidup untuk mencapai tujuan yang di tanam. Saya rutin tiap hari melewatinya, sama dengan saya menjalani cara itu terus seperti itu. Waktu dan jarak tempuh sudah terukur sekian menit dang jarak sekian KM, itu adalah hasil. Dan lokasi banjir yang 100 meter tersebut adalah rintangan yang dihadapinya setiap hari pulang pergi. Begitulah kehidupan, apapun hasil yang kita dapat selama ini adalah buah dari apa yang kita lakukan, tentang bagai mana caranya, hambatan yang ada dan jarak yang ditempuh terakumulasi menjadi hasil.
Lalu ketika saya melewati jalanan gang untuk mengihndari lokasi banjir adalah bahwa ada cara lain yang bisa kita pakai untuk menghindari hambatan sehingga kita bisa mengurangi resiko dari hambatan yang seharusnya ada.... (Bersambung untuk sholat jumat dulu...)
(Mari lanjut....)
Bahwa ketika saya menganggap bahwa jalan tembus itu adalah jalan satu2 menuju Jalan Paku, itu adalah upaya saya dengan kekuatan logika pikiran saya, namun ketika saya mengikuti jalan pintas itu tanpa memikirkan ujunganya dan keluar ditempat tak terduga, itu bagi saya bisa di jadikan sinonim bahwa ketika saya sudah berusaha dan mengambil keputusaan untuk melakukan lalu saya pasrahkan kepadaNya --(sy mengikuti saja motor didepan menusuri jalan itu/kepasrahan total akan hasil)-- maka akan dituntun menemukan hasil yang lebih baik dibanding dengan jika kita keukeuh pada upaya kita--(diketemukan dengan jalan tembus yang lebih cepat). Luar biasa...!
Kemudian, pada saat saya menyepelekan jalan kecil inilah teguran semesta, bahwa jalan kecil itu bisa jadi saat tertentu jadi lebih berguna dan efektif. Dalam hidup bisa diartikan bahwa terkadang usaha yang kecil tidak berarti melulu jadi hasil yang kecil, namun dengan cara tertentu ia penyebab hasil yang lebih maksimal.
Ketika akhirnya saya melewati lokasi banjir itu menjadi dua kali dan melewati jalan pintas yang baru dilewati itu biasanya di penuhi kekhawatiran tersesat atau jalan buntu, adalah persis ketika kita menjalani apapun yang baru itu akan menimbulkan kekhawatiran gagal karena zona nyaman kita mempertahankan diri dengan kuat, maka ketika kita kemudian menapakinya walau dengan gamamng ternyata bisa membuka wawasan baru atau jalan sukses baru seiring dengan terbiasanya kiat melewati itu dan menjadi zona kenyamanan baru.
Saya jadi teringat ada kalimat, ''ketakutanmu itu sebenarnya adalah persepsimu sendiri''. Maka ketika kita merubahnya dengan melaluinya langsung ia sebenarnya berbeda. Istilah dalam quantumnya, semua masih samudera kemungkinan, maka ketika kita mengamatinya, memberi perhatian yang lebih maka kemungkinan itu akan berubah menjadi realita.
Sangat terimaksih Saeful manusia paling kaya nomer 1 di Indonesia atas pelajarannya hari ini, saya tunggu pelajaran2 berikutnya. Hari ini adalah pelajaran pemanatasan diri. Saya mengasihimu. Sangat terimaksih.
Rute, VIP Bekasi- Mulia Agung Plumpang
.
.
Tanjung Priuk, 18-01-2013
.
.
#eling.siang.note.pelajaran.banjir
Pagi ini saya berangkat kerja setelah dua hari dirumah karena terjebak banjir. Dengan si biru dan berjas hujan kutembus rintik hujan dan melaju tidak terlalu kencang. Kulewati jalan yang biasa rutin dilewati.
Pas ketika sampai di permata ku lihat jalanan yang biasa kulewati (jalan Kali Abang) masih tergenang air dan banyak motor yang mogok. Ditempat itu memang walau hujan sedikit saja pasti banjir karena jalannya legok dan pas pertigaan kali kecil dengan jalan. Lokasi banjir itu sejauh 100 meter dengan kedalaman 35 cm. Saya selalu bisa melewatinya setiap melalui lokasi itu.
Tapi kali ini saya teringat cerita semalam, katanya ada pintas masuk gang disebelah kanan sebelum lokasi banjir yang tembusnya ke jalan Paku. Walau belum paham kuikuti saja jalanan di gang itu mengikuti pengendara motor yang ada, belok kiri, lurus, belok kiri lagi lurus dan tiba di jalan utama. Saya berhenti untuk menandai gang apa ini, ternyata gang mesjid namanya.
Pikiran saya saat itu hanya ada bahwa tembusnya gang ini adalah jalan Paku, maka otomatis saya harus mengambil belok kiri untuk kemudian menuju jalan Kali Abang lagi. Saat itu yang saya yakini jalan utama itu adalah jalan Paku maka ketika yang lain belok kekanan, maka saya belok kekiri.
Apa yang terjadi sahabat, ternyata setelah belok kiri saya di hadapkan dengan lokasi banjir juga, maka secara terpaksa otak ini memerintahkan untuk menerobos lokasi banjir itu yng panjangnya 100 meter juga. Saya lewati dengan bergumam,'' saya gak bakal lewat jalan ini lagi tapi mengikuti jalan yg seperti biasa karena banjir juga.''
Saya lewati tuh air banjir dan di ujung banjir tiba tiba saya sadar dan mengenali daerah itu. Waaaahh saya tengok kanan kiri ternyata ini jalan Kali abang juga. Saya tengok kiri sambil terkaget melihat gang tadi yang saya masuki. Waahh ini saya cuma muter2 saja. Akhirnya saya putar balik kutembus lagi lokasi banjir tadi dengan sambil ketawa ngakak sendiri sejurus setelah saya kecewa. Asli saya ngakak melewati ini semua.
Ternyat bermaksud menghindar lokasi banjir, malah melewatinya dua kali bolak balik. Saya memikirkan hal itu sepanjang perjalanan sambil senyum2 sendiri. Kok bisa saya tidak bisa mengenali daerah itu ketika saya memutuskan utuk belok kiri. Otak bekerja dengan sempurna mengunci persepsi yang saya tanam bahwa gang itu keluarnya di jalan Paku dan belok kiri. Ketika saya melihat sebelah kanan ada gerbang keprumahan Pesona Anggrek otak menganalisa sebagai patokan nanti jika pulang melewati gang tersebut. Padahal tiap hari saya lewati jalan itu. Sempurna..! Hahhaaa
*****
Tetapi dari peristiwa itu saya bisa mengambil satu pelajaran, dan ini ada hubungannya dengan ritual quantum jumping semalam. QJ ini sedang bekerja dengan pelajaran kehidupan di hari pertamanya. Dimana itu ? Atau peristiwa yang mananya ?
Jalan Kali Abang yang saya lalu dari rumah sampai kantor adalah CARA saya menjalani hidup untuk mencapai tujuan yang di tanam. Saya rutin tiap hari melewatinya, sama dengan saya menjalani cara itu terus seperti itu. Waktu dan jarak tempuh sudah terukur sekian menit dang jarak sekian KM, itu adalah hasil. Dan lokasi banjir yang 100 meter tersebut adalah rintangan yang dihadapinya setiap hari pulang pergi. Begitulah kehidupan, apapun hasil yang kita dapat selama ini adalah buah dari apa yang kita lakukan, tentang bagai mana caranya, hambatan yang ada dan jarak yang ditempuh terakumulasi menjadi hasil.
Lalu ketika saya melewati jalanan gang untuk mengihndari lokasi banjir adalah bahwa ada cara lain yang bisa kita pakai untuk menghindari hambatan sehingga kita bisa mengurangi resiko dari hambatan yang seharusnya ada.... (Bersambung untuk sholat jumat dulu...)
(Mari lanjut....)
Bahwa ketika saya menganggap bahwa jalan tembus itu adalah jalan satu2 menuju Jalan Paku, itu adalah upaya saya dengan kekuatan logika pikiran saya, namun ketika saya mengikuti jalan pintas itu tanpa memikirkan ujunganya dan keluar ditempat tak terduga, itu bagi saya bisa di jadikan sinonim bahwa ketika saya sudah berusaha dan mengambil keputusaan untuk melakukan lalu saya pasrahkan kepadaNya --(sy mengikuti saja motor didepan menusuri jalan itu/kepasrahan total akan hasil)-- maka akan dituntun menemukan hasil yang lebih baik dibanding dengan jika kita keukeuh pada upaya kita--(diketemukan dengan jalan tembus yang lebih cepat). Luar biasa...!
Kemudian, pada saat saya menyepelekan jalan kecil inilah teguran semesta, bahwa jalan kecil itu bisa jadi saat tertentu jadi lebih berguna dan efektif. Dalam hidup bisa diartikan bahwa terkadang usaha yang kecil tidak berarti melulu jadi hasil yang kecil, namun dengan cara tertentu ia penyebab hasil yang lebih maksimal.
Ketika akhirnya saya melewati lokasi banjir itu menjadi dua kali dan melewati jalan pintas yang baru dilewati itu biasanya di penuhi kekhawatiran tersesat atau jalan buntu, adalah persis ketika kita menjalani apapun yang baru itu akan menimbulkan kekhawatiran gagal karena zona nyaman kita mempertahankan diri dengan kuat, maka ketika kita kemudian menapakinya walau dengan gamamng ternyata bisa membuka wawasan baru atau jalan sukses baru seiring dengan terbiasanya kiat melewati itu dan menjadi zona kenyamanan baru.
Saya jadi teringat ada kalimat, ''ketakutanmu itu sebenarnya adalah persepsimu sendiri''. Maka ketika kita merubahnya dengan melaluinya langsung ia sebenarnya berbeda. Istilah dalam quantumnya, semua masih samudera kemungkinan, maka ketika kita mengamatinya, memberi perhatian yang lebih maka kemungkinan itu akan berubah menjadi realita.
Sangat terimaksih Saeful manusia paling kaya nomer 1 di Indonesia atas pelajarannya hari ini, saya tunggu pelajaran2 berikutnya. Hari ini adalah pelajaran pemanatasan diri. Saya mengasihimu. Sangat terimaksih.
Rute, VIP Bekasi- Mulia Agung Plumpang
.
.
Tanjung Priuk, 18-01-2013
.
.
#eling.siang.note.pelajaran.banjir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkanlah jejak anda saat anda sudah membaca artikel di blog ini, dengan berkomentar yg santun, sesuai dengan isi dari artikelnya.
Berkomentarlah menggunakan Name/URL atau akun Google anda, komentar yg menggunakan "Anonymous" akan saya hapus.
Maaf, untuk artikel spam/iklan/cuma membuang link hidup saja, maka komentar anda pasti akan saya hapus.
Terimakasih untuk kunjungan Anda di blog ini. :-)