Bila seseorang bertanya padamu, "Sedang apa?"
Jawablah dengan " Saya sedang bahagia"
Dijamin ada pertanyaan lanjutan "kok, ada apa?"/ "emang apa yang terjadi?"/ "Bahagia kenapa? cerita dong?"
"tidak ada apa-apa, saya hanya memilih untuk bahagia"
Bahagia adalah pilihan memang susah dimengerti, bukan karena kerumitannya namun karena kesederhanaannya.
kita sudah tidak percaya lagi dengan kesederhanaan. kita mencintai sesuatu yang rumit, karena di dalam benak telah terinstal program bahwa harus ada syarat tertentu untuk mendapatkan sesuatu, dan semakin besar dan banyak syarat yang bisa dipenuhi semakin baik hal yang akan kita dapatkan.
Kita melupakan bahwa setiap syarat yang ditambahkan dalam hal apapun di setiap aspek kehidupan kita, akan membebani kebahagiaan tersebut.
Pikiran kita sudah terkonstruksi sedemikian rupa sehingga tidak PD untuk tampil bahagia, kita telah kecanduan parah dengan stiker kesuksesan, label ego, atribut kemewahan dan ribuan tempelan bahkan tatto yang tidak penting.
bahagia adalah tampil telanjang, apa adanya, kita tidak perlu berusaha untuk terlihat baik, hebat, mengesankan orang lain.
Ingat, semahal apapun pakaian yang melekat tidak mungkin bisa mengalahkan nilai dari tubuh itu sendiri.
sungguh paradox, setiap hari kita membicarakan, mendiskusikan bahkan mengejar kebahagiaan, namun setiap saat juga kita melekatkan aksesoris lebih banyak.
kita takut untuk telanjang, kita takut untuk memilih bahagia. Gobind Vashdev Quote
*****
Jangan hiasi wajah dengan sedihmu, karena kita tidak pernah tahu jika ada seseorang yang bahagia hanya dengan melihat senyummu. #eling.siang.edisi.Humanity.inspiration
*****
Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang, saat ini.
Tempat terbaik untuk bahagia adalah disini, ditempat kita berada.
Cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain, orang yang terdekat, setiap orang, tanpa syarat.
.
.
#eling.malam.bahagia.bergantian.tidur. Saeful Richy Segara Quote
*****
Bosan adalah ketika kesadaran kita tidak berada disaat ini dan tidak menikmati proses yang sedang terjadi.
Khawatir adalah ketika kesadaran kita tidak berada di saat ini dan sedang melanglang buana di masa depan yang tidak pasti.
Menyesali adalah ketika kesadaran kita tidak berada di saat ini dan lebih banyak bergelut dalam bayangan masa lalu.
Dan Bahagia adalah ketika kesadaran kita sedang berada di saat ini, sekarang dan menikmati proses apa adanya dengan suka cita dan rasa syukur.
.
.
#eling.malam.menikmati.kebersamaan.dgn.kekasih.diiringi.suara.rintik.hujan. Saeful Richy Segara Quote
*****
Ngomong bahagia lagi nih, ngomong suka cita lagi nih.. Hahahaa gak mau bosen saya ngomong gini.. Xixxiii
Ini ceritanya gusti putri lagi sakit nih... Ternyata memang kebanyakan orang kalau sakit pasti murung, wajah ditekuk, gak ceria deh pokoknya. Ini semua memang reaksi spontan dari otak bawah sadarnya bahwa kalau sakit ya seperti itu, file yang terbuka ya sejenis begitu.
Kita juga tahu bahwa dibawah sadarpun ada file sehat, dan file yg berhubungan dengan sehat itu adalah file, ceria, gembira, semangat dan sejenisnya. Lantas apa hubungannya ?
Saya sengaja menggoda istri saya supaya tidak murung dengan membuatnya tertawa dan berbahagia dengan segala cara. Saya goda habis2an. Loh kok lagi sakit malah di godain gitu? Gak sayang dong ?
Begini ya sahabat, murung dan gak bergairah itu dibaca oleh otak bawa sadar itu tanda tanda sakit, maka direalitanya menjadi sakit. Jika kita sedang sakit maka bawah sadar kita menghubungkannya dengan file murung, tidak bergairah dan sejenisnya. Begitu bolak balik.
Demikian pula ketika kita sedang suka cita, bergembira, bahagia, bersemangat, bergairah dan sejenisnya, di tangkap oleh bawah sadar kita sebagai kondisi sehat. Begitupula ketika kita sehat maka bbawah sadar kita menghubungkannya dengan file kegembiraan dan kawan kawannya.
Jadi... Bisa diambil benang merahnya kan ketika saya menggoda istri saya yang sedang sakit untuk senyum ? Tuh buktinya sekarang dia sedang menelepon temannya ketawa ketiwi dan terlihat sudah mulai sehat. Percayakan .. ?
Ini bukan sulap bukan sihir... Silahkan praktekkan... Xixxiii
.
.
#eling.malam.edisi.rebahan.sambil.terapi.bengkak.dimata.kaki. Saeful Richy Segara Quote
*****
Ketika setiap orang ditanya, apakah ingin hidup bahagia ? Semua dipastikan ingin bahagia jawabannya. Tapi apa yang terjadi ? Ketika sudah menjawab bahagia nyatanya kita membatalkan kebahagian itu dengan batasan batasan yang lain. Kita kemudian membuat kriteria bahagia. Bahagia harus ini harus itu. Bahagia harus begini harus begitu. Bahagia itu ya seperti ini dan seperti itu.
Padahal kalau mau bahagia ya bahagia saja, nikmati proses bahagianya. Jika tidak punya uang lantas kita bersedih ya jelas bahagianya pergi, padahal kalau kita bahagia ada minimal dua hal yang dapat kita pperoleh, pertama, hati dan fisik kita sehat karena bahagia, sesak karena sedih tidak bisa masuk karena kita bahagia. Yang kedua, tidak semua orang tahu, bahwa salah satu pembuka pintu rizki semesta adalah bergembira,suka cita karena ini berada di level vibrasi syukur.
So.. Apapun pperasaan dan keadaanmu saat ini, ayo sengaja ganti dengan yang menggembirakan, membahagiakan dan penuh suka cita.
Salam suka cita...
.
.
#eling.siang.edisi.gembira. Saeful Richy Segara Quote
*****
Enak rasanya, ketika setiap harinya bisa menikmati proses apapun yang terjadi, apapun yang sedang di hadapi, apapun yang diperoleh, apapun yang keluar, apapun yang datang, menikmatinya dengan hati tenang, damai, pasrah, ikhlas. Hatipun jadi sejuukk, pikiran jadi rileks, dahi mengendor, kepala ringan dan badan segar.
Menikmati apapun yang terjadi itu meringankan beban diri, serasa ada kuasa lain yang menopang. Sangat beda jika semua hal dihandle oleh pikiran sendiri, terasa berat dan sendirian, stress...
Walaupun demikian, kepasrahan dan keikhlasan perlu disadari bahwa memang banyak yang berujung kebahagiaan dan terwujudnya harapan. Namun keikhlasan dan kepasrahan juga adalah menerima dengan lapang dada ketika yang hadir bukan seperti yang di harapkan, karena bahagia atau tidak itu bukan urusan yang berhubungan denga sikap ikhlas dan pasrah, namun ia adalah keputusan yang kita pilih dalam menyikapi kehidupan.
Menikmati proses itu ya menjalani hidup dengan sebaik baiknya dalam kepasrahan dan keikhlasan, apapun yang terjadi, sesuai atau tidak dengan harapan, kita tetap harus berdamai dengan diri sendiri, karena itu adalah bagian dari hidup itu sendiri, bagian dari proses itu sendiri. Tak ada satupun kebaikan atau keburukan yang terlewatkan dari balasan, cepat atau lambat ia akan berbalas.
Tugas kita adalah berusaha dan berdoa, nikmati prosesnya, pasrahkan hasilnya, sesuai atau tidak dengan harapan tetap terima dan berdamai dengan diri sendiri, karena disetiap peristiwa selalu ada hikmah yang tersembunyi.
Tuhan selalu memberi kebaikan yang terbaik kepada SEMUA hambaNya.
.
.
SEMANGAAAAATTT...
.
IRINGI SELALU DENGAN SENYUM TERINDAH... KARENA HIDUP ITU INDAH..
.
.
#eling.siang.edisi.self.acceptance. Saeful Richy Segara Quote
*****
Memaknai keikhlasan yang sesungguhnya
Setelah teori tentang pencapaian keinginan dengan hasrat yang menggebu-gebu mulai ditinggalkan, teori ikhlas dan pasrah mulai menggeliat di kelas-kelas pelatihan pengembangan diri.
Banyak sahabat yang bercerita bagaimana pencapaian jauh lebih besar, lebih cepat, lebih permanen dan lebih nyaman bisa didapat bila menggunakan keikhlasan sebagai dasar dalam melangkah.
Tentu saya setuju lebih berserah pada apa yang akan terjadi lebih baik daripada menggenggam keinginan dan menggunakan segala daya upaya agar target menjadi harus didapat, kalau perlu melakukan barter, atau memerintah bahkan menodong Tuhan.
Namun setiap kali mendengar cerita keikhlasan dan diakhiri dengan kesenangan atas pencapaian dari suatu tujuan atau harapan, setiap kali pula hati saya bertanya, bagaimana bila keinginan itu tidak terwujud atau bahkan berseberangan dengan hasil yang diharapkan? Apakah kebahagiaan kita tetap sama ?
Walau sering mendapati sahabat yang bernada dan berekspresi berbeda ketika menjawab bahwa dirinya tetap bahagia disaat goal tidak tergapai, saya tidak berhak memvonis tingkat kebahagiaan seseorang.
Kita semua sedang bertumbuh.
Masih teringat bagaimana masa kuliah management saya isi dengan mencibir orang yang tidak punya tujuan, setiap hari dipikiran ini hanya strategi dalam mengejar materi sampai-sampai mengorbankan kesehatan juga kedamaian pikiran. Setelahnya bertahun-tahun saya menambahkan usaha lain agar mendapat pengakuan dari masyarakat.
Semakin usia bertambah, hadir kesadaran baru bahwa menjalani hidup yang bermakna jauh lebih membahagiakan, kesadaran ini menelorkan kata "kontribusi" sebagai jargon utamanya.
"bukan berapa banyak yang kau kumpulkan namun seberapa besar yang kau kontribusikan yang membuat perbedaan mencolok dalam dirimu"
Dan dengan kesadaran saat ini, materi dan pengakuan telah memudar kemilaunya, sementara tujuan dan kontribusi juga bukanlah hal yang penting lagi.
apa yang bisa kita banggakan dari kontribusi yang kita berikan, bukankah semua kepintaran, kesehatan, materi, bahkan peluang adalah pemberianNya.
Tujuan dan kontribusi sering mengandung "aku", dengan kata lain ada ego yang halus bersembunyi dibalik tameng tujuan dan topeng kontribusi.
Ketika seseorang mengikhlaskan ego untuk pergi, maka ia akan menemui dirinya ditopang oleh kekuatan yang tak terhingga, ia menyatu dan berpelukan dengan arus semesta yang mengalir.
Keikhlasan bukanlah metode untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Keikhlasan adalah sebuah tingkat kesadaran yang bukan hanya melepaskan hasil yang akan diperoleh, tapi juga sikap serta cara memandang yang netral, dimana putih tidak lebih baik daripada hitam, kesedihan bukan berlawanan dengan kegembiraan dan sakit tidak berbeda dengan sehat.
Keduanya diterima serupa seperti saudara kembar.
Layaknya anak-anak yang bermain jungkat-jungkit, mau di atas atau di bawah, yang menghias wajahnya hanyalah senyuman. Gobind Vashdev Quote
*****
Begitu sampai rumah, istriku menyambut sambil bertanya, "Aa.. bakso malangnya dapatkan?'' Saya menjawab, '' Lho.. kan gak pesan.."
'' Kan neng SMS je.." kata istriku
Lalu ku buka pesan sms di hape dan ternyata memang ada sms minta di belikan Bakso Malang Semper langganan.
Tanpa rasa bersalah saya bilang, '' Ya sudah, ikhlaskan saja, lain waktu aa beli..''
oke , katanya sambil kedapur.
.
.
Satu jam setengah kemudian, ada yang ketuk ketuk gerbang sambil mengucap salam. setelah di buka ternyata ada sahabat istriku datang berkunjung memberi undangan pernikahan saudaranya sambil membawa 3 bungkus Mie Ayam Bangka kesukaan gusti putri.
Waaww... ternyata jika ikhlas menerima apapun yg terjadi ada sesuatu yg tak terduga menggantikannya. Jadi betullah bahwa terkadang pengabulan doa tidak selalu identik dengan terkabulnya keinginan.
.
.
Mari sahabat...selamat menikmati.. Saeful Richy Segara Quote
*****
Kebanyakan orang menilai dan mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang disawang atau yang dilihat. Pun demikian pad yang mengalami langsung setiap kejadian.
Hari ini kita beruntung, belum tentu besok. Hari ini mengalami hari yang buruk belum tentu besok mengalami yang sama. Semua berputar berganti, tidak ada yang selamanya beruntung dan selamanya kurang beruntung.
Itulah hidup, dinamikanya demikian. Yang tak boleh di hilangkan adalah bahwa nikmatNya tidak pernah sedikitpun berhenti mengalir pada HambaNya.
Apapun yang sedang terjadi, syukuri, syukuri dan bersyukur, karena kita tidak pernah tahu hikmah apa yang tersembunyi dari setiap peristiwa hidup kita.
.
.
Selamat bersyukur, nikmati prosesnya dengan lapang hati.
.
.
#eling.sore.jelang.maghrib. Saeful Richy Segara Quote
*****
Kehidupan laksana roda yang berputar, kadang diatas kadang dibawah, kadang bergelimang harta, kadang sangat sulit mencari nafkah.
Saat tertentu hidup penuh kegembiraan, suka cita, sedetik kemudian menangis dan bersedih. Pada saat tertentu dibuat terkejut melejit tinggi kaatas menuju langit tujuh, saat lain pula meluncur terhenyak sangat cepat kedasar bumi.
Satu keluarga bergembira ria dengan kehadiran keluarga baru, disatu keluarga lain meratap, menangis ditinggalkan salah satu anggota keluarganya. Itulah hidup. Itulah indahnya pelangi hidup. Indahnya karena ragam warna.
Yang sedang murung dan bersedih karena putus cinta, yang sedang kecewa karena di pecat atau di tipu. Yang sedang kesulitan mencari nafkah, yang sedang di kejar kejar hutang, yang sedang tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya, yang sedang bingung, yang sedang, yang sedang, yang sedang lainnya. Itu semua sudah terjadi. Itu semua hasil dari sebab kita memilih dibelakang hari. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, sudah terlanjur jadi. Ya terima saja.
Buatlah pilihan saat ini, hari ini, untuk hasil kita dihari depan. Apa yang kita tanam hari ini, pasti cepat atau lambat akan kita unduh di hari depan. Hari ini adalah hasil dari yang kita tanam di hari lalu.
Namun kita sadar, tidak mudah menerima semua itu. Akan tetapi semua harus segera dimulai. Mulai bangkit lagi menyusun rencana, menatap tujuan dan belajar dari pegalaman masa lalu. Mari pelajari polanya.
Untuk memulai bangkit kita perlu mendamaikan yang didalam, perbaiki yang didalam, sehingga yang ter-refleksi di luar adalah kedamaian, semangat dan yakin akan masa depan. Saeful Richy Segara Quote
.
.
.
.
.
Friday, 22 Februari 2013
Plumpang, Tanjung Priuk Jakarta Utara
Jawablah dengan " Saya sedang bahagia"
Dijamin ada pertanyaan lanjutan "kok, ada apa?"/ "emang apa yang terjadi?"/ "Bahagia kenapa? cerita dong?"
"tidak ada apa-apa, saya hanya memilih untuk bahagia"
Bahagia adalah pilihan memang susah dimengerti, bukan karena kerumitannya namun karena kesederhanaannya.
kita sudah tidak percaya lagi dengan kesederhanaan. kita mencintai sesuatu yang rumit, karena di dalam benak telah terinstal program bahwa harus ada syarat tertentu untuk mendapatkan sesuatu, dan semakin besar dan banyak syarat yang bisa dipenuhi semakin baik hal yang akan kita dapatkan.
Kita melupakan bahwa setiap syarat yang ditambahkan dalam hal apapun di setiap aspek kehidupan kita, akan membebani kebahagiaan tersebut.
Pikiran kita sudah terkonstruksi sedemikian rupa sehingga tidak PD untuk tampil bahagia, kita telah kecanduan parah dengan stiker kesuksesan, label ego, atribut kemewahan dan ribuan tempelan bahkan tatto yang tidak penting.
bahagia adalah tampil telanjang, apa adanya, kita tidak perlu berusaha untuk terlihat baik, hebat, mengesankan orang lain.
Ingat, semahal apapun pakaian yang melekat tidak mungkin bisa mengalahkan nilai dari tubuh itu sendiri.
sungguh paradox, setiap hari kita membicarakan, mendiskusikan bahkan mengejar kebahagiaan, namun setiap saat juga kita melekatkan aksesoris lebih banyak.
kita takut untuk telanjang, kita takut untuk memilih bahagia. Gobind Vashdev Quote
*****
Jangan hiasi wajah dengan sedihmu, karena kita tidak pernah tahu jika ada seseorang yang bahagia hanya dengan melihat senyummu. #eling.siang.edisi.Humanity.inspiration
*****
Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang, saat ini.
Tempat terbaik untuk bahagia adalah disini, ditempat kita berada.
Cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain, orang yang terdekat, setiap orang, tanpa syarat.
.
.
#eling.malam.bahagia.bergantian.tidur. Saeful Richy Segara Quote
*****
Bosan adalah ketika kesadaran kita tidak berada disaat ini dan tidak menikmati proses yang sedang terjadi.
Khawatir adalah ketika kesadaran kita tidak berada di saat ini dan sedang melanglang buana di masa depan yang tidak pasti.
Menyesali adalah ketika kesadaran kita tidak berada di saat ini dan lebih banyak bergelut dalam bayangan masa lalu.
Dan Bahagia adalah ketika kesadaran kita sedang berada di saat ini, sekarang dan menikmati proses apa adanya dengan suka cita dan rasa syukur.
.
.
#eling.malam.menikmati.kebersamaan.dgn.kekasih.diiringi.suara.rintik.hujan. Saeful Richy Segara Quote
*****
Ngomong bahagia lagi nih, ngomong suka cita lagi nih.. Hahahaa gak mau bosen saya ngomong gini.. Xixxiii
Ini ceritanya gusti putri lagi sakit nih... Ternyata memang kebanyakan orang kalau sakit pasti murung, wajah ditekuk, gak ceria deh pokoknya. Ini semua memang reaksi spontan dari otak bawah sadarnya bahwa kalau sakit ya seperti itu, file yang terbuka ya sejenis begitu.
Kita juga tahu bahwa dibawah sadarpun ada file sehat, dan file yg berhubungan dengan sehat itu adalah file, ceria, gembira, semangat dan sejenisnya. Lantas apa hubungannya ?
Saya sengaja menggoda istri saya supaya tidak murung dengan membuatnya tertawa dan berbahagia dengan segala cara. Saya goda habis2an. Loh kok lagi sakit malah di godain gitu? Gak sayang dong ?
Begini ya sahabat, murung dan gak bergairah itu dibaca oleh otak bawa sadar itu tanda tanda sakit, maka direalitanya menjadi sakit. Jika kita sedang sakit maka bawah sadar kita menghubungkannya dengan file murung, tidak bergairah dan sejenisnya. Begitu bolak balik.
Demikian pula ketika kita sedang suka cita, bergembira, bahagia, bersemangat, bergairah dan sejenisnya, di tangkap oleh bawah sadar kita sebagai kondisi sehat. Begitupula ketika kita sehat maka bbawah sadar kita menghubungkannya dengan file kegembiraan dan kawan kawannya.
Jadi... Bisa diambil benang merahnya kan ketika saya menggoda istri saya yang sedang sakit untuk senyum ? Tuh buktinya sekarang dia sedang menelepon temannya ketawa ketiwi dan terlihat sudah mulai sehat. Percayakan .. ?
Ini bukan sulap bukan sihir... Silahkan praktekkan... Xixxiii
.
.
#eling.malam.edisi.rebahan.sambil.terapi.bengkak.dimata.kaki. Saeful Richy Segara Quote
*****
Ketika setiap orang ditanya, apakah ingin hidup bahagia ? Semua dipastikan ingin bahagia jawabannya. Tapi apa yang terjadi ? Ketika sudah menjawab bahagia nyatanya kita membatalkan kebahagian itu dengan batasan batasan yang lain. Kita kemudian membuat kriteria bahagia. Bahagia harus ini harus itu. Bahagia harus begini harus begitu. Bahagia itu ya seperti ini dan seperti itu.
Padahal kalau mau bahagia ya bahagia saja, nikmati proses bahagianya. Jika tidak punya uang lantas kita bersedih ya jelas bahagianya pergi, padahal kalau kita bahagia ada minimal dua hal yang dapat kita pperoleh, pertama, hati dan fisik kita sehat karena bahagia, sesak karena sedih tidak bisa masuk karena kita bahagia. Yang kedua, tidak semua orang tahu, bahwa salah satu pembuka pintu rizki semesta adalah bergembira,suka cita karena ini berada di level vibrasi syukur.
So.. Apapun pperasaan dan keadaanmu saat ini, ayo sengaja ganti dengan yang menggembirakan, membahagiakan dan penuh suka cita.
Salam suka cita...
.
.
#eling.siang.edisi.gembira. Saeful Richy Segara Quote
*****
Enak rasanya, ketika setiap harinya bisa menikmati proses apapun yang terjadi, apapun yang sedang di hadapi, apapun yang diperoleh, apapun yang keluar, apapun yang datang, menikmatinya dengan hati tenang, damai, pasrah, ikhlas. Hatipun jadi sejuukk, pikiran jadi rileks, dahi mengendor, kepala ringan dan badan segar.
Menikmati apapun yang terjadi itu meringankan beban diri, serasa ada kuasa lain yang menopang. Sangat beda jika semua hal dihandle oleh pikiran sendiri, terasa berat dan sendirian, stress...
Walaupun demikian, kepasrahan dan keikhlasan perlu disadari bahwa memang banyak yang berujung kebahagiaan dan terwujudnya harapan. Namun keikhlasan dan kepasrahan juga adalah menerima dengan lapang dada ketika yang hadir bukan seperti yang di harapkan, karena bahagia atau tidak itu bukan urusan yang berhubungan denga sikap ikhlas dan pasrah, namun ia adalah keputusan yang kita pilih dalam menyikapi kehidupan.
Menikmati proses itu ya menjalani hidup dengan sebaik baiknya dalam kepasrahan dan keikhlasan, apapun yang terjadi, sesuai atau tidak dengan harapan, kita tetap harus berdamai dengan diri sendiri, karena itu adalah bagian dari hidup itu sendiri, bagian dari proses itu sendiri. Tak ada satupun kebaikan atau keburukan yang terlewatkan dari balasan, cepat atau lambat ia akan berbalas.
Tugas kita adalah berusaha dan berdoa, nikmati prosesnya, pasrahkan hasilnya, sesuai atau tidak dengan harapan tetap terima dan berdamai dengan diri sendiri, karena disetiap peristiwa selalu ada hikmah yang tersembunyi.
Tuhan selalu memberi kebaikan yang terbaik kepada SEMUA hambaNya.
.
.
SEMANGAAAAATTT...
.
IRINGI SELALU DENGAN SENYUM TERINDAH... KARENA HIDUP ITU INDAH..
.
.
#eling.siang.edisi.self.acceptance. Saeful Richy Segara Quote
*****
Memaknai keikhlasan yang sesungguhnya
Setelah teori tentang pencapaian keinginan dengan hasrat yang menggebu-gebu mulai ditinggalkan, teori ikhlas dan pasrah mulai menggeliat di kelas-kelas pelatihan pengembangan diri.
Banyak sahabat yang bercerita bagaimana pencapaian jauh lebih besar, lebih cepat, lebih permanen dan lebih nyaman bisa didapat bila menggunakan keikhlasan sebagai dasar dalam melangkah.
Tentu saya setuju lebih berserah pada apa yang akan terjadi lebih baik daripada menggenggam keinginan dan menggunakan segala daya upaya agar target menjadi harus didapat, kalau perlu melakukan barter, atau memerintah bahkan menodong Tuhan.
Namun setiap kali mendengar cerita keikhlasan dan diakhiri dengan kesenangan atas pencapaian dari suatu tujuan atau harapan, setiap kali pula hati saya bertanya, bagaimana bila keinginan itu tidak terwujud atau bahkan berseberangan dengan hasil yang diharapkan? Apakah kebahagiaan kita tetap sama ?
Walau sering mendapati sahabat yang bernada dan berekspresi berbeda ketika menjawab bahwa dirinya tetap bahagia disaat goal tidak tergapai, saya tidak berhak memvonis tingkat kebahagiaan seseorang.
Kita semua sedang bertumbuh.
Masih teringat bagaimana masa kuliah management saya isi dengan mencibir orang yang tidak punya tujuan, setiap hari dipikiran ini hanya strategi dalam mengejar materi sampai-sampai mengorbankan kesehatan juga kedamaian pikiran. Setelahnya bertahun-tahun saya menambahkan usaha lain agar mendapat pengakuan dari masyarakat.
Semakin usia bertambah, hadir kesadaran baru bahwa menjalani hidup yang bermakna jauh lebih membahagiakan, kesadaran ini menelorkan kata "kontribusi" sebagai jargon utamanya.
"bukan berapa banyak yang kau kumpulkan namun seberapa besar yang kau kontribusikan yang membuat perbedaan mencolok dalam dirimu"
Dan dengan kesadaran saat ini, materi dan pengakuan telah memudar kemilaunya, sementara tujuan dan kontribusi juga bukanlah hal yang penting lagi.
apa yang bisa kita banggakan dari kontribusi yang kita berikan, bukankah semua kepintaran, kesehatan, materi, bahkan peluang adalah pemberianNya.
Tujuan dan kontribusi sering mengandung "aku", dengan kata lain ada ego yang halus bersembunyi dibalik tameng tujuan dan topeng kontribusi.
Ketika seseorang mengikhlaskan ego untuk pergi, maka ia akan menemui dirinya ditopang oleh kekuatan yang tak terhingga, ia menyatu dan berpelukan dengan arus semesta yang mengalir.
Keikhlasan bukanlah metode untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Keikhlasan adalah sebuah tingkat kesadaran yang bukan hanya melepaskan hasil yang akan diperoleh, tapi juga sikap serta cara memandang yang netral, dimana putih tidak lebih baik daripada hitam, kesedihan bukan berlawanan dengan kegembiraan dan sakit tidak berbeda dengan sehat.
Keduanya diterima serupa seperti saudara kembar.
Layaknya anak-anak yang bermain jungkat-jungkit, mau di atas atau di bawah, yang menghias wajahnya hanyalah senyuman. Gobind Vashdev Quote
*****
Begitu sampai rumah, istriku menyambut sambil bertanya, "Aa.. bakso malangnya dapatkan?'' Saya menjawab, '' Lho.. kan gak pesan.."
'' Kan neng SMS je.." kata istriku
Lalu ku buka pesan sms di hape dan ternyata memang ada sms minta di belikan Bakso Malang Semper langganan.
Tanpa rasa bersalah saya bilang, '' Ya sudah, ikhlaskan saja, lain waktu aa beli..''
oke , katanya sambil kedapur.
.
.
Satu jam setengah kemudian, ada yang ketuk ketuk gerbang sambil mengucap salam. setelah di buka ternyata ada sahabat istriku datang berkunjung memberi undangan pernikahan saudaranya sambil membawa 3 bungkus Mie Ayam Bangka kesukaan gusti putri.
Waaww... ternyata jika ikhlas menerima apapun yg terjadi ada sesuatu yg tak terduga menggantikannya. Jadi betullah bahwa terkadang pengabulan doa tidak selalu identik dengan terkabulnya keinginan.
.
.
Mari sahabat...selamat menikmati.. Saeful Richy Segara Quote
*****
Kebanyakan orang menilai dan mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang disawang atau yang dilihat. Pun demikian pad yang mengalami langsung setiap kejadian.
Hari ini kita beruntung, belum tentu besok. Hari ini mengalami hari yang buruk belum tentu besok mengalami yang sama. Semua berputar berganti, tidak ada yang selamanya beruntung dan selamanya kurang beruntung.
Itulah hidup, dinamikanya demikian. Yang tak boleh di hilangkan adalah bahwa nikmatNya tidak pernah sedikitpun berhenti mengalir pada HambaNya.
Apapun yang sedang terjadi, syukuri, syukuri dan bersyukur, karena kita tidak pernah tahu hikmah apa yang tersembunyi dari setiap peristiwa hidup kita.
.
.
Selamat bersyukur, nikmati prosesnya dengan lapang hati.
.
.
#eling.sore.jelang.maghrib. Saeful Richy Segara Quote
*****
Kehidupan laksana roda yang berputar, kadang diatas kadang dibawah, kadang bergelimang harta, kadang sangat sulit mencari nafkah.
Saat tertentu hidup penuh kegembiraan, suka cita, sedetik kemudian menangis dan bersedih. Pada saat tertentu dibuat terkejut melejit tinggi kaatas menuju langit tujuh, saat lain pula meluncur terhenyak sangat cepat kedasar bumi.
Satu keluarga bergembira ria dengan kehadiran keluarga baru, disatu keluarga lain meratap, menangis ditinggalkan salah satu anggota keluarganya. Itulah hidup. Itulah indahnya pelangi hidup. Indahnya karena ragam warna.
Yang sedang murung dan bersedih karena putus cinta, yang sedang kecewa karena di pecat atau di tipu. Yang sedang kesulitan mencari nafkah, yang sedang di kejar kejar hutang, yang sedang tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya, yang sedang bingung, yang sedang, yang sedang, yang sedang lainnya. Itu semua sudah terjadi. Itu semua hasil dari sebab kita memilih dibelakang hari. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, sudah terlanjur jadi. Ya terima saja.
Buatlah pilihan saat ini, hari ini, untuk hasil kita dihari depan. Apa yang kita tanam hari ini, pasti cepat atau lambat akan kita unduh di hari depan. Hari ini adalah hasil dari yang kita tanam di hari lalu.
Namun kita sadar, tidak mudah menerima semua itu. Akan tetapi semua harus segera dimulai. Mulai bangkit lagi menyusun rencana, menatap tujuan dan belajar dari pegalaman masa lalu. Mari pelajari polanya.
Untuk memulai bangkit kita perlu mendamaikan yang didalam, perbaiki yang didalam, sehingga yang ter-refleksi di luar adalah kedamaian, semangat dan yakin akan masa depan. Saeful Richy Segara Quote
.
.
.
.
.
Friday, 22 Februari 2013
Plumpang, Tanjung Priuk Jakarta Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkanlah jejak anda saat anda sudah membaca artikel di blog ini, dengan berkomentar yg santun, sesuai dengan isi dari artikelnya.
Berkomentarlah menggunakan Name/URL atau akun Google anda, komentar yg menggunakan "Anonymous" akan saya hapus.
Maaf, untuk artikel spam/iklan/cuma membuang link hidup saja, maka komentar anda pasti akan saya hapus.
Terimakasih untuk kunjungan Anda di blog ini. :-)