Bila seseorang bertanya padamu, "Sedang apa?"
Jawablah dengan " Saya sedang bahagia"
Dijamin ada pertanyaan lanjutan "kok, ada apa?"/ "emang apa yang terjadi?"/ "Bahagia kenapa? cerita dong?"
"tidak ada apa-apa, saya hanya memilih untuk bahagia"
Bahagia adalah pilihan memang susah dimengerti, bukan karena kerumitannya namun karena kesederhanaannya.
kita
sudah tidak percaya lagi dengan kesederhanaan. kita mencintai sesuatu
yang rumit, karena di dalam benak telah terinstal program bahwa harus
ada syarat tertentu untuk mendapatkan sesuatu, dan semakin besar dan
banyak syarat yang bisa dipenuhi semakin baik hal yang akan kita
dapatkan.
Kita melupakan bahwa setiap syarat yang
ditambahkan dalam hal apapun di setiap aspek kehidupan kita, akan
membebani kebahagiaan tersebut.
Pikiran kita sudah
terkonstruksi sedemikian rupa sehingga tidak PD untuk tampil bahagia,
kita telah kecanduan parah dengan stiker kesuksesan, label ego, atribut
kemewahan dan ribuan tempelan bahkan tatto yang tidak penting.
bahagia adalah tampil telanjang, apa adanya, kita tidak perlu berusaha untuk terlihat baik, hebat, mengesankan orang lain.
Ingat, semahal apapun pakaian yang melekat tidak mungkin bisa mengalahkan nilai dari tubuh itu sendiri.
sungguh
paradox, setiap hari kita membicarakan, mendiskusikan bahkan mengejar
kebahagiaan, namun setiap saat juga kita melekatkan aksesoris lebih
banyak.
kita takut untuk telanjang, kita takut untuk memilih bahagia.
Gobind Vashdev Quote
*****
Jangan
hiasi wajah dengan sedihmu, karena kita tidak pernah tahu jika ada
seseorang yang bahagia hanya dengan melihat senyummu.
#eling.siang.edisi.
Humanity.inspiration
*****
Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang, saat ini.
Tempat terbaik untuk bahagia adalah disini, ditempat kita berada.
Cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain, orang yang terdekat, setiap orang, tanpa syarat.
.
.
#eling.malam.bahagia.bergantian.tidur.
Saeful Richy Segara Quote
*****
Bosan adalah ketika kesadaran kita tidak berada disaat ini dan tidak menikmati proses yang sedang terjadi.
Khawatir adalah ketika kesadaran kita tidak berada di saat ini dan sedang melanglang buana di masa depan yang tidak pasti.
Menyesali adalah ketika kesadaran kita tidak berada di saat ini dan lebih banyak bergelut dalam bayangan masa lalu.
Dan
Bahagia adalah ketika kesadaran kita sedang berada di saat ini,
sekarang dan menikmati proses apa adanya dengan suka cita dan rasa
syukur.
.
.
#eling.malam.menikmati.kebersamaan.dgn.kekasih.diiringi.suara.rintik.hujan.
Saeful Richy Segara Quote
*****
Ngomong bahagia lagi nih, ngomong suka cita lagi nih.. Hahahaa gak mau bosen saya ngomong gini.. Xixxiii
Ini
ceritanya gusti putri lagi sakit nih... Ternyata memang kebanyakan
orang kalau sakit pasti murung, wajah ditekuk, gak ceria deh pokoknya.
Ini semua memang reaksi spontan dari otak bawah sadarnya bahwa kalau
sakit ya seperti itu, file yang terbuka ya sejenis begitu.
Kita
juga tahu bahwa dibawah sadarpun ada file sehat, dan file yg
berhubungan dengan sehat itu adalah file, ceria, gembira, semangat dan
sejenisnya. Lantas apa hubungannya ?
Saya sengaja
menggoda istri saya supaya tidak murung dengan membuatnya tertawa dan
berbahagia dengan segala cara. Saya goda habis2an. Loh kok lagi sakit
malah di godain gitu? Gak sayang dong ?
Begini ya
sahabat, murung dan gak bergairah itu dibaca oleh otak bawa sadar itu
tanda tanda sakit, maka direalitanya menjadi sakit. Jika kita sedang
sakit maka bawah sadar kita menghubungkannya dengan file murung, tidak
bergairah dan sejenisnya. Begitu bolak balik.
Demikian
pula ketika kita sedang suka cita, bergembira, bahagia, bersemangat,
bergairah dan sejenisnya, di tangkap oleh bawah sadar kita sebagai
kondisi sehat. Begitupula ketika kita sehat maka bbawah sadar kita
menghubungkannya dengan file kegembiraan dan kawan kawannya.
Jadi...
Bisa diambil benang merahnya kan ketika saya menggoda istri saya yang
sedang sakit untuk senyum ? Tuh buktinya sekarang dia sedang menelepon
temannya ketawa ketiwi dan terlihat sudah mulai sehat. Percayakan .. ?
Ini bukan sulap bukan sihir... Silahkan praktekkan... Xixxiii
.
.
#eling.malam.edisi.rebahan.sambil.terapi.bengkak.dimata.kaki.
Saeful Richy Segara Quote
*****
Ketika
setiap orang ditanya, apakah ingin hidup bahagia ? Semua dipastikan
ingin bahagia jawabannya. Tapi apa yang terjadi ? Ketika sudah menjawab
bahagia nyatanya kita membatalkan kebahagian itu dengan batasan
batasan yang lain. Kita kemudian membuat kriteria bahagia. Bahagia
harus ini harus itu. Bahagia harus begini harus begitu. Bahagia itu ya
seperti ini dan seperti itu.
Padahal kalau mau bahagia ya
bahagia saja, nikmati proses bahagianya. Jika tidak punya uang lantas
kita bersedih ya jelas bahagianya pergi, padahal kalau kita bahagia ada
minimal dua hal yang dapat kita pperoleh, pertama, hati dan fisik kita
sehat karena bahagia, sesak karena sedih tidak bisa masuk karena kita
bahagia. Yang kedua, tidak semua orang tahu, bahwa salah satu pembuka
pintu rizki semesta adalah bergembira,suka cita karena ini berada di
level vibrasi syukur.
So.. Apapun pperasaan dan keadaanmu saat ini, ayo sengaja ganti dengan yang menggembirakan, membahagiakan dan penuh suka cita.
Salam suka cita...
.
.
#eling.siang.edisi.gembira.
Saeful Richy Segara Quote
*****
Enak
rasanya, ketika setiap harinya bisa menikmati proses apapun yang
terjadi, apapun yang sedang di hadapi, apapun yang diperoleh, apapun
yang keluar, apapun yang datang, menikmatinya dengan hati tenang,
damai, pasrah, ikhlas. Hatipun jadi sejuukk, pikiran jadi rileks, dahi
mengendor, kepala ringan dan badan segar.
Menikmati
apapun yang terjadi itu meringankan beban diri, serasa ada kuasa lain
yang menopang. Sangat beda jika semua hal dihandle oleh pikiran sendiri,
terasa berat dan sendirian, stress...
Walaupun demikian,
kepasrahan dan keikhlasan perlu disadari bahwa memang banyak yang
berujung kebahagiaan dan terwujudnya harapan. Namun keikhlasan dan
kepasrahan juga adalah menerima dengan lapang dada ketika yang hadir
bukan seperti yang di harapkan, karena bahagia atau tidak itu bukan
urusan yang berhubungan denga sikap ikhlas dan pasrah, namun ia adalah
keputusan yang kita pilih dalam menyikapi kehidupan.
Menikmati
proses itu ya menjalani hidup dengan sebaik baiknya dalam kepasrahan
dan keikhlasan, apapun yang terjadi, sesuai atau tidak dengan harapan,
kita tetap harus berdamai dengan diri sendiri, karena itu adalah bagian
dari hidup itu sendiri, bagian dari proses itu sendiri. Tak ada
satupun kebaikan atau keburukan yang terlewatkan dari balasan, cepat
atau lambat ia akan berbalas.
Tugas kita adalah berusaha
dan berdoa, nikmati prosesnya, pasrahkan hasilnya, sesuai atau tidak
dengan harapan tetap terima dan berdamai dengan diri sendiri, karena
disetiap peristiwa selalu ada hikmah yang tersembunyi.
Tuhan selalu memberi kebaikan yang terbaik kepada SEMUA hambaNya.
.
.
SEMANGAAAAATTT...
.
IRINGI SELALU DENGAN SENYUM TERINDAH... KARENA HIDUP ITU INDAH..
.
.
#eling.siang.edisi.self.acceptance.
Saeful Richy Segara Quote
*****
Memaknai keikhlasan yang sesungguhnya
Setelah
teori tentang pencapaian keinginan dengan hasrat yang menggebu-gebu
mulai ditinggalkan, teori ikhlas dan pasrah mulai menggeliat di
kelas-kelas pelatihan pengembangan diri.
Banyak sahabat
yang bercerita bagaimana pencapaian jauh lebih besar, lebih cepat,
lebih permanen dan lebih nyaman bisa didapat bila menggunakan
keikhlasan sebagai dasar dalam melangkah.
Tentu saya
setuju lebih berserah pada apa yang akan terjadi lebih baik daripada
menggenggam keinginan dan menggunakan segala daya upaya agar target
menjadi harus didapat, kalau perlu melakukan barter, atau memerintah
bahkan menodong Tuhan.
Namun setiap kali mendengar cerita
keikhlasan dan diakhiri dengan kesenangan atas pencapaian dari suatu
tujuan atau harapan, setiap kali pula hati saya bertanya, bagaimana
bila keinginan itu tidak terwujud atau bahkan berseberangan dengan
hasil yang diharapkan? Apakah kebahagiaan kita tetap sama ?
Walau
sering mendapati sahabat yang bernada dan berekspresi berbeda ketika
menjawab bahwa dirinya tetap bahagia disaat goal tidak tergapai, saya
tidak berhak memvonis tingkat kebahagiaan seseorang.
Kita semua sedang bertumbuh.
Masih
teringat bagaimana masa kuliah management saya isi dengan mencibir
orang yang tidak punya tujuan, setiap hari dipikiran ini hanya strategi
dalam mengejar materi sampai-sampai mengorbankan kesehatan juga
kedamaian pikiran. Setelahnya bertahun-tahun saya menambahkan usaha lain
agar mendapat pengakuan dari masyarakat.
Semakin usia
bertambah, hadir kesadaran baru bahwa menjalani hidup yang bermakna jauh
lebih membahagiakan, kesadaran ini menelorkan kata "kontribusi"
sebagai jargon utamanya.
"bukan berapa banyak yang kau kumpulkan
namun seberapa besar yang kau kontribusikan yang membuat perbedaan
mencolok dalam dirimu"
Dan dengan kesadaran saat ini,
materi dan pengakuan telah memudar kemilaunya, sementara tujuan dan
kontribusi juga bukanlah hal yang penting lagi.
apa yang bisa
kita banggakan dari kontribusi yang kita berikan, bukankah semua
kepintaran, kesehatan, materi, bahkan peluang adalah pemberianNya.
Tujuan
dan kontribusi sering mengandung "aku", dengan kata lain ada ego yang
halus bersembunyi dibalik tameng tujuan dan topeng kontribusi.
Ketika
seseorang mengikhlaskan ego untuk pergi, maka ia akan menemui dirinya
ditopang oleh kekuatan yang tak terhingga, ia menyatu dan berpelukan
dengan arus semesta yang mengalir.
Keikhlasan bukanlah
metode untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Keikhlasan adalah sebuah
tingkat kesadaran yang bukan hanya melepaskan hasil yang akan
diperoleh, tapi juga sikap serta cara memandang yang netral, dimana
putih tidak lebih baik daripada hitam, kesedihan bukan berlawanan
dengan kegembiraan dan sakit tidak berbeda dengan sehat.
Keduanya diterima serupa seperti saudara kembar.
Layaknya anak-anak yang bermain jungkat-jungkit, mau di atas atau di bawah, yang menghias wajahnya hanyalah senyuman.
Gobind Vashdev Quote
*****
Begitu
sampai rumah, istriku menyambut sambil bertanya, "Aa.. bakso malangnya
dapatkan?'' Saya menjawab, '' Lho.. kan gak pesan.."
'' Kan neng SMS je.." kata istriku
Lalu ku buka pesan sms di hape dan ternyata memang ada sms minta di belikan Bakso Malang Semper langganan.
Tanpa rasa bersalah saya bilang, '' Ya sudah, ikhlaskan saja, lain waktu aa beli..''
oke , katanya sambil kedapur.
.
.
Satu
jam setengah kemudian, ada yang ketuk ketuk gerbang sambil mengucap
salam. setelah di buka ternyata ada sahabat istriku datang berkunjung
memberi undangan pernikahan saudaranya sambil membawa 3 bungkus Mie
Ayam Bangka kesukaan gusti putri.
Waaww...
ternyata jika ikhlas menerima apapun yg terjadi ada sesuatu yg tak
terduga menggantikannya. Jadi betullah bahwa terkadang pengabulan doa
tidak selalu identik dengan terkabulnya keinginan.
.
.
Mari sahabat...selamat menikmati..
Saeful Richy Segara Quote
*****
Kebanyakan
orang menilai dan mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang disawang
atau yang dilihat. Pun demikian pad yang mengalami langsung setiap
kejadian.
Hari ini kita beruntung, belum tentu besok.
Hari ini mengalami hari yang buruk belum tentu besok mengalami yang
sama. Semua berputar berganti, tidak ada yang selamanya beruntung dan
selamanya kurang beruntung.
Itulah hidup, dinamikanya
demikian. Yang tak boleh di hilangkan adalah bahwa nikmatNya tidak
pernah sedikitpun berhenti mengalir pada HambaNya.
Apapun
yang sedang terjadi, syukuri, syukuri dan bersyukur, karena kita tidak
pernah tahu hikmah apa yang tersembunyi dari setiap peristiwa hidup
kita.
.
.
Selamat bersyukur, nikmati prosesnya dengan lapang hati.
.
.
#eling.sore.jelang.maghrib.
Saeful Richy Segara Quote
*****
Kehidupan
laksana roda yang berputar, kadang diatas kadang dibawah, kadang
bergelimang harta, kadang sangat sulit mencari nafkah.
Saat
tertentu hidup penuh kegembiraan, suka cita, sedetik kemudian menangis
dan bersedih. Pada saat tertentu dibuat terkejut melejit tinggi kaatas
menuju langit tujuh, saat lain pula meluncur terhenyak sangat cepat
kedasar bumi.
Satu keluarga bergembira ria dengan
kehadiran keluarga baru, disatu keluarga lain meratap, menangis
ditinggalkan salah satu anggota keluarganya. Itulah hidup. Itulah
indahnya pelangi hidup. Indahnya karena ragam warna.
Yang
sedang murung dan bersedih karena putus cinta, yang sedang kecewa
karena di pecat atau di tipu. Yang sedang kesulitan mencari nafkah,
yang sedang di kejar kejar hutang, yang sedang tidak terpenuhi
kebutuhan hidupnya, yang sedang bingung, yang sedang, yang sedang, yang
sedang lainnya. Itu semua sudah terjadi. Itu semua hasil dari sebab
kita memilih dibelakang hari. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, sudah
terlanjur jadi. Ya terima saja.
Buatlah pilihan saat ini,
hari ini, untuk hasil kita dihari depan. Apa yang kita tanam hari ini,
pasti cepat atau lambat akan kita unduh di hari depan. Hari ini adalah
hasil dari yang kita tanam di hari lalu.
Namun kita
sadar, tidak mudah menerima semua itu. Akan tetapi semua harus segera
dimulai. Mulai bangkit lagi menyusun rencana, menatap tujuan dan
belajar dari pegalaman masa lalu. Mari pelajari polanya.
Untuk
memulai bangkit kita perlu mendamaikan yang didalam, perbaiki yang
didalam, sehingga yang ter-refleksi di luar adalah kedamaian, semangat
dan yakin akan masa depan.
Saeful Richy Segara Quote
.
.
.
.
.
Friday, 22 Februari 2013
Plumpang, Tanjung Priuk Jakarta Utara