.
.
Kita sering mendengar percakapan seperti ini, atau bahkan mengalaminya sendiri.
Suatu hari diakhir bulan seorang istri berkata pada suaminya,.. '' Pah... Gimana ini, tanggal 10 bulan depan harus mengganti uang 10jt yang kita pinjam pada tante. Uang itu harus ada karena untuk bayar masuk kuliah anak tante..?''
'' Tenang Mah... Tar juga ada..'' jawab suaminya.
'' Dari mana Pah..? Ini uang yang kita kumpulin yg seharusnya buat bayar tante terpakai buat renovasi rumah akibat banjir.. Sedangkan ini sudah tgl 25 loh pah..'' rajuk istri yang tampak sangat khawatir.
Yah.. Itulah potret kehidupan yang selalu ada, ada banyak ragam persoalan yang sama, mirip atau sangat beda persoalannya namun yang menimbulkan rasa khawatirnya tetap sama.. Sama khawatir, gelisah, stress dan ujungnya bisa bikin sakit.
Setiap manusia pasti akan dihadapkan pada persoalan masing masing. Ada yang kadarnya ringan sampai yang sangat berat. Ada yang menghadapi dengan santai, ada yang menjalaninya super ruwet bin stress. Nah di bawah ini saya akan membahas tentang tipe orang dalam menghadapi persoalannya.
Seperti yang saya katakan di alinea diatas, ada dua pilihan dalam menyikapi setiap persoalan, yaitu khawatir dan galau atau santai dan tenang.
Jika kita ambil kasus dari cerita diawal, maka ketika suami istri ini menyikapinya dengan rasa khawatir, kita lihat apa kemungkinan yang terjadi ?
Jika sang istri itu mengkhawatir apa yang akan terjadi di tanggal 10 di bulan depan, setiap hari dari tanggal 25 bulan ini, maka bisa sangat mungkin apa yang di khawatirkan akan terjadi seperti yang di khawatirkannya. Apalagi jika tiap harinya setiap jam, setiap saatnya rasa khawatir itu menguasainya, maka sang istri ini akan sangat stress. Bayangkan saja jika setiap hari mulai tgl 25, 26, 27, 28...9, 10 selalu di khawatirkan, digalau-in, stress.. Ini bisa bikin sakit dan tanggal 10nya tidak bisa bayar dan jadi malu maka tambah stress. Solusinya tidak kunjung datang malah tiap harri selama 15 hari siang malam gak enak makan gak enak tidur karena pikiran dan rasa ddikuasai rasa khawatir. Sangat sangat sengsara.
Coba kita bandingkan dengan apabila di hadapinya hari perhari dengan tetap berusaha di barengi dengan pikiran tenang dan rasa damai, maka keseharian akan ringan dan santai, tidur bisa nyenyak, makan jadi nikmat, dan tetaap sehat. Kalaupun ada ingatan tentang persoalan itu muncul, maka akan disikapinya dengan kepasrahan bahwa apapun yang akan terjadi ditanggal 10 bulan depan akan diterima dengan segala konsekwensinya.
Namun, kita semua sudah mahfum bahwa dengan tetap tenang bisanya akan muncul solusi atau jalan keluar. Minimalnya kalaupun persoalan itu tidak terselesaikan dengan baik, kita hanya akan mendapatkan rasa gak enak saja atau kena marah, tapi hari itu saja. Sedangkan hari hari selama kita mengusahakannya kita bisa tetap bahagia dan sehat lahir bathin tanpa di bebani rasa khawatir.
Dus... Semua persoalan akan kembali pada sikap apa yang diambil, setiap pilihan ada konsekwensinya. Ada pepatah bijak tentang kepasrahan, bahwa '' Ketika kita berhenti memaksakan diri, apa yang kita usahakan akan datang sendiri.''
Nah itulah buah pikiran yang bisa saya sampaikan, semoga bisa menjadi bermanfaat bagi kita semua, minimalnya buat nasihat diri.
Salam Damai dan bahagia
Super Tengkyu God, for everything
.
.
#eling.malam.edisi.note.malam
numpang http://pakettourumrohasyik.blogspot.com/
BalasHapus